Kamis, 01 Desember 2011

Melatih Kepedulian dan Kemandirian Anak

Pria kelahiran, Indramayu 42 silam ini terlahir dari keluarga petani, sejak kecil orang tuanya sudah mengajarkan serta menanamkan benih-benih kemandirian dan kepedualian kepada 4 saudaranya. Ketika menginjak usia SLTP beliau sudah pergi meninggalkan kampung halamannya menuju kota Bandung untuk menimba ilmu.

Alhamdulillah, dengan kesungguhan serta kerja keras hingga beliau sampai menyelesaikan pendidikan hingga tingkat perguruan tinggi,” ujar Direktur PT. Seruni Cipta Konsultan Samarinda yang memiliki nama lengkap Bambang Hartono Bin Wardam, kepada BMH.

Usai menyesaikan pendidikan sarjana teknik sipil di salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) ternama di kota Bandung ia lantas tidak tinggal diam, ia ingin berbuat lebih banyak lagi, sehingga ia memutuskan pergi merantau ke Pulau Irian Jaya dengan ajakan seorang teman, disanalah ia banyak mendapatkan berbagai pengalaman hidup dan disana pula ia dipertemukan oleh Allah seorang dengan istri seorang Muallaf asal Manado yang sampai saat ini selalu setia mendampinginya.

Tahun 2001 ia hijrah ke Kalimantan Timur tepatnya di daerah Kutai Timur, selang beberapa waktu berbekal ilmu dan pengetahuan yang cukup disanalah awal kalinya memulai mendirikan perusahaan yang bergerak dibidang konsultan proyek dan alhamdulillah hingga saat ini banyak proyek-proyek yang dipercayakan kepadanya baik dari instansi pemerintah maupun swasta yang tersebar di berbagi daerah di kalimantan Timur dan disana pula awal ia mengenal dan aktif dengan kegiatan Hidayatullah sampai ia pindah ke Samarinda dan sekarang menjadi donatur tetap BMH Samarinda.

Dalam kehidupan pribadi keluarga, ia adalah sosok ayah yang menjadi teladan bagi anak dan keluarganya. Terbukti Setelah dikarunia 2 orang anak dari pernikahannya dengan Fauziah (Nama isrti setelah Hijrah), ia terus melatih keluarga khususnya anak-anaknya agar selalu peduli kepada orang-orang yang tidak mampu yang ada disekitarnya, seperti contohnya dengan memberikan sebahagian yang dimiliki anak kepada temannya yang membutuhkan uluran tangan. Baginya melatih anak dengan memberikan sebagian apa yang dimilikinya adalah “bentuk kepekaan serta cerminan pentingnya kita saling membantu dan saling meringankan beban antar sesama,” katanya.

Ketika ditanya pengalaman spiritualnya seputar masalah zakat, ia mengatakan setelah mengeluarkan zakat ada semacam kebahagiaan yang ia rasakan mulai dari keluarga diberi kemudahan, kesehatan, usaha lancar, anak-anak mudah diberi pemahaman dan lain sebagainya. “Zakat adalah kewajiban yang harus ditunaikan. Apa yang kita miliki juga ada milik orang lain di dalamnya dan bisa jadi bukan 2,5% saja. Bisa lebih dari itu dan bahkan semuanya, “ungkap pria yang murah senyum ini. Bahkan, ia juga mewajibkan bagi seluruh karyawannya yang muslim untuk menunaikan zakatnya melalui BMH.

Kepada BMH, ayah dari Adityo dan Anatasya ini mengharapkan agar bmh kedepan bisa membuka amal-amal usaha produktif yang berbasis syariah agar dana-dana ZIS yang dihimpun oleh bmh betul-betul dapat dirasakan manfaatnya bagi mustahik bukan sekedar konsumtif semata.
Terakhir, mohon doa’nya Insya Allah tahun depan ia dan keluarga ingin ke baitullah. Semoga menjadi haji yang mabrur yach pak..... (rhm/bmh)

http://bmh.or.id/new/informasi/kolom/cermin/441-melatih-kepedulian-dan-kemandirian-anak.html